Halaman

Kamis, 20 Juni 2013

Janji Dua Angsa...

Bukankah cinta suci akan mengenang kita sepanjang hayat? bukankah kasih yang putih akan menjaga kita sampai tua nanti? Jika ya, telah kudapatkan cinta dan kasih itu yang tidak orang lain miliki…kutulis semua untuknya yang telah aku dapatkan….
Siang itu telah mennjadi siang dimana aku lewati sebelumnya, siang terakhir aku menunggu kepulangannnya, esok nanti aku tidak akan menunggu lagi. Kutarik bibir kecil berikan senyum kepulangannya, dy mencium tangan bunda dan kucium punngung tanggannya yang hitam. "mana susu punyaku?" tanyanya. kusodorkan susu coklat kesukaan kami dalam botol, bermain sambil membawa susu siang di ruangan kami.
"hari ini adalah hari terakhir aku minum susu didalam botol" ujarnya padaku.
Hari ini juga hari terakhir aku menunggu kak pulang,. Besok aku akan masuk sekolah dasar" balasku dengan nanda yang sangat bahagia.

September 1996…
Bunda menyuapi aku dan Alin makan pagi sebelum berangkat sekolah.
"bunda aku ingin rambutku diikat, tapi pake jepit warna ungu" pintaku pada bunda. Bunda menyisir rambutku yang terlihat cantik. Alin, kakaku memperhatikanku tersenyum.
"bunda, aku juga mau" pintanya. Bunda pun meyisir rambutnya perlahan hingga selesai, rambut kami jadi diikat sama, alin lari kekamar, memandangi ikatannya di depan kaca, keningnya berkerut.
"bunda punya aku gak sama, ini bengkok ikatannya" ujarnya marah.
"gak apa2…tetap cantik kok" hibur bunda.
"tapi aku mau rapi seperti Meilin."
"sudah jam 7 nanti telat berangkatnya, bunda ikat sepatu meilin dulu."
Bunda masih disibukan dengan aku waktu itu, alin pergi keluar rumah sambil membawa tas sekolahnya.
"bunda. Kak Alinn marah…aku berangkat sekolah sendiri dong?"
"ya gak apa2, kan dah besar. Ini uang jajan buat kak alin. Bunda titip ya"
Aku mencium punggung tangan bunda yang hangat. Dia mencium pipiku sambil mengucapkan doa setiap pagi dan siangnya " semoga selamat, pintar dan rangking satu" itu doa bunda yang tidak pernah berhenti setiap aku dan kak alin berangkat dan pulang sekolah.
Di sekolah, kuberikan titipan bunda buat kak alin, dia tidak marah padaku, dia mengantarkan aku sampai duduk di bangku ruanganku.
"nanti pulang sekolah, . kak ada latiihan dulu. Meilin mau nunggu g?" Tanya alin. Padaku. Aku mengangguk, sambil tertawa lucu melihat ikatannya yang bengkok.


Agustus 2000
Sore ini aku tidak menunggu kak alin lagi setiap pulang sekolah, aku sudah tumbuh menjadi diriku, mekipun masih dengan ketakutanku terhadap hal-hal baru, tapi setidaknya aku sudah memiliki banyak teman di sekolah.
Setelah latihan pramuka aku pulang duluan, kak Alin masih sibuk menulis rapor milik teman-temannya yang diminta bu Tania. Di sepanjang jalan aku ingin cepat sampai rumah, bertemu bunda dan mengaji di mesjid dengan teman sebayaku yang lain. Sore ini setelah mengaji jadwalku adalah berkeliling pamegersari dengan sepeda bersama 2 sahabatku, Dewi dan Septi. Biasanya kita pergi ke desa yang paling ujung membeli aromanis dan bermain di mesjid raya, disana ada ayunan dan taman yang indah.
:aku pulang bunda…”
“salamnya mana?” Tanya bunda buatku malu…
“aku gak lupa ko Bunda,, cuman gak inget dikit, maaf ya bunda…Assalamualaikum…” jawabku mengelak.
“ya waalaikumsalam” aku mencium punggung tangan bunda yang putih dan bersih.
“Bunda punya angsa?” tanyaku, bunda terlihat tengah sibuk dengan 2 angsa putihnya. Aku baru lihat, pasti itu angsa baru yang dibeli bunda. Warnanya bersih, matanya biru bening…
“wah angsa dari luar negri ya bunda? Kaya bule” tanyaku lagi
“sini duduk!! Lihat bunda beri makan angsa ini.” Aku duduk di atas teras.
“angsa ini dari kakek, katanya buat kak Alin dan Meilin…bunda yang rawat angsa ini biar tumbuh lebih indah lagi.” Aku tersenyum mendengar apa yang bunda bicarakan.
“namanya siapa bunda?” tanyaku lagi.
“mmm…siapa ya??? Angsa ini harus tetap bersama, mereka berdua bersaudara, saling memberi dan menyayangi. Tidak boleh bertengkar. Kalo sudah besar harus sukses seperti kak Alin dan Meilin. Harus pintar dan menjadi orang baik.”
“angsanya gak akan meninggal?” tanyaku, sedikit heran dengan perkataan bunda tentang seekor angsa.
“suatu hari akan pergi, tapi stelah mereka membahagiakan semua orang…itu janji 2 angsa ini” seru bunda, tambah aneh….
“aku dan kak Alin juga ingin berjanji akan menjadi orang baik dan membahagiakan semua orang bunda” kataku tidak mau kalah dengan angsa milik bunda.
“ya…angsa ini indah seperti anak-anak bunda….”
Aku tersenyum melihat bundaku yang membelai rambutku…
Janji dua angsa ini akan menjadi senyumanku nanti…bersama ka Alin….^_^…



Rabu, 19 Juni 2013

1 hari, 100 kali...
ini lagunya...
when i feel so lonely and down.
the song was introduced by my sister.

I'm sitting here in a boring room
It's just another rainy Sunday afternoon
I'm wasting my time, I got nothing to do
I'm hanging around, I'm waiting for you
But nothing ever happens and I wonder

I'm driving around in my car
I'm driving too fast, I'm driving too far
I'd like to change my point of view
I feel so lonely, I'm waiting for you
But nothing ever happens and I wonder

I wonder how, I wonder why
Yesterday you told me 'bout the blue, blue sky
And all that I can see is just a yellow lemon tree
I'm turning my head up and down
I'm turning, turning, turning, turning, turning around
And all that I can see is just another lemon tree

Sing, dah

I'm sitting here, I miss the power
I'd like to go out, taking a shower
But there's a heavy cloud inside my head
I feel so tired, put myself into bed
Where nothing ever happens and I wonder

Isolation is not the good for me
Isolation, I don't want to sit on a lemon tree
I'm steppin' around in a desert of joy
Baby anyhow I'll get another toy
And everything will happen and you'll wonder

I wonder how, I wonder why
Yesterday you told me 'bout the blue, blue sky
And all that I can see is just another lemon tree
I'm turning my head up and down
I'm turning, turning, turning, turning, turning around
And all that I can see is just a yellow lemon tree
And I wonder, wonder

I wonder how, I wonder why
Yesterday you told me 'bout the blue, blue sky
And all that I can see, and all that I can see
And all that I can see is just a yellow lemon tree

Kamis, 13 Juni 2013

"Seharusnya kita memang lebih baik gak pernah bareng, kalau kita terus bareng kita pasti akan seperti ini terus sampai tua nanti, kalau kita berpisah mungkin kita akan lebih menghargai dan merindukan satu sama lain."

Satu pesan terkirim ke sebuah nomor, seseorang berkpirbadian baik yang tak pernah mau aku dengarkan, seseorang yang menemaniku di kamar ini, dan seseorang yang berjuang berjalan bersama sampai 21 tahun ini. saat itu hatiku penuh gemuruh dan emosi, masih kusimpan deretan sms-sms yang kukirimkan padanya. saat itu kuazzamkan "aku akan mencari jalanku sendiri".
Terlalu lama aku dimanja, diarahkan, dipapah tanpa kemandirian. sehingga aku selalu takut mengambil keputusanku atas keinginanku.
sudah selama ini aku hanya mengangkatkan satu kakiku dengan bersandar di atas sofa kehidupan, yang seharusnya aku berlari gesit seperti dia.
Dahulu...
"de, ada lomba menulis dan mempresentasikan karya ilmiah lho, kamu kan pandai menulis coba kamu ikut"
aku tersenyum dan optimis mendengar tawaran dan pujiannya. dua hari terlewati, pikiranku skak mat.
"de, sudah sampai mana tulisanmu?"
"kosong. aku gak ikut ka"
"kenapa?"
"aku gak bisa nulis karya ilmiah. buntu. jangan paksa aku"
sehari bergelut dengan layar komputer di hadapannya, dia selesai membuatkanku karya ilmiah.
"kamu harus ikut! ini karya ilmiahnya, kamu pelajari."
aku baca tulisan dengan tema pendidikan remaja masa kini penulis atas namaku.
aku kirim tulisan itu, beberapa hari kemudian namaku terpampang di sebuah papan pengumuman.
Peserta yang lulus dan diundang untuk mempresentaikan tulisannya. 
dan aku mempresentasikannya, meski ada beberapa kesalahan konyol dalam jawabanku yang mebuatku takut mengecewakannya, aku takut tidak juara.
"de, dimana? sini pengumumannya!"
hening...
"dimana?"
"kamar"
"sini!"
"gak mau ka, aku gak menang!!!"
"menang atau tidak  bukan sebuah masalah. tapi kamu harus berani hadapi hasil ini, apapun itu. jangan pernah takut mendengar kegagalan"
aku abaikan dan pura-pura menutup mataku... hatiku berdegup kencang, aku tidak mau mengecewakan dia.
"de, kemarilah... kamu juara ko. aku dikabari panitianya tadi. mereka mencarimu."
bibirku menyunggingkan senyum lebar. Aku Juara. bergegas aku lari ke auditorium hijau itu. duduk di sampingnya. entah juara keberapa yang akan aku dengar, yang penting namaku terpanggil dan tidak mengecewakan dia.
"juara ke-3 penulisan dan presentasi karya ilmiah di dapatkan oleh... Sofyan dari jurusan Keagamaan.
Juaran ke-2 diraih oleh Putri dari jurusan Psikologi" itu suara panitia.
dan kamu tahu? "Aku Juara Pertama Penulisan Karya Ilmiah 3 Provinsi"
dia tersenyum dan memelukku.
aku tahu...saat itu dia bukan menginginkanku mengikuti perlombaan itu, dia bukan memintaku harus juara, dan dia juga bukan menginginkanku agar pinta menulis. dia hanya ingin aku bahagia, percaya diri dan tampil menjadi adik yang berprestasi. siapa yang tahu kalau tulisan itu adalah hasil karya tangannya? siapa yang tahu kalau aku hanya ikut memajangkan namaku di atas kertas? dan siapa yang tahu kalau perempuan yang tadi mempresentasikan tulisan itu mempunyai mental penakut, tidak percaya diri. bahkan juri pun tidak tahu.
tapi dari sana, dia menyadarkanku, bahwa aku punya daya juang yang tinggi, aku punya potensi public speaking yang baik dan aku punya potensi yang mesti kuasah. sampai aku menjadi juara ke-3 lomba pidato bahasa inggris tingkat pemuda Nasional dari kementrian kepemudaan.
semua yang kutulis ini adalah sebuah kesadaran yang terjadi hari ini. dulu! mana aku tahu apa yang ada dalam pikirannya? dulu! mana aku tahu dia mencintaiku begitu besar? yang aku tahu dia perfectionis, dia selalu memaksa aku untuk menjadi seperti dirinya.

Dan sampailah kuputuskan untuk pergi, menjauh dan tidak bersama dia selama...
di sinilah awal sebuah cerita masa depan,
dan di sinilah semua cerita masa lalu akan tersimpan dengan baik.
perjalananku bukan perjalananmu
tapi...
perjalananku adalah perjalananmu...


Selamat Menikmati Kunjungan Anda Ke Blog ini Sobat... ^_^